No Word from Gurb
Eduardo Mendoza
Terjemahan Inggris oleh Nick Caistor dari Sin noticias de Gurb (1990)
Telegram, 2007
Pertama kalinya saya membaca karya Eduardo Mendoza, dan hasilnya: ketawa ngakak di ruang tunggu bandara dan berkenalan dengan seorang turis Australia yang ingin tahu what's so funny about?
Ya, ini buku bisa dibilang sick jokes at its finest. Absurditas masyarakat kontemporer dipandang dari dua alien yang sedang melakukan misi observasi ke bumi. Alien dari planet entah ini punya sifat bunglon yang bisa berubah-ubah meniru model manusia-manusia bumi yang ada di katalog. Alien bawahan bernama Gurb mengambil bentuk Madonna dan langsung hilang tanpa kabar setelah diberi tumpangan oleh seorang profesor. Alien atasannya (narator buku ini) pergi ke mana-mana mencarinya. Selain bisa berubah-bah bentuk, alien ini punya kemampuan memanipulasi data-data elektronik sehingga bisa berbaur dengan kehidupan glamor Barcelona (ia buka rekening bank cuma dengan 22 pesetas lalu menambahkan 14 angka nol di komputer banknya). Ia mencoba-coba makanan Katalunya dan ternyata doyan sekali. Doyan bir juga meskipun pertama kali masuk restoran yang ia pesan urine, karena dari pengamatannya, inilah cairan bikinan manusia paling "banyak/populer" di muka bumi.
Logika cerita novel ini memang kadang-kadang lepas dan tidak padu, dan menurut saya itu salah satu kekurangannya. Meskipun cacat ini tidak sampai membuat kening berkerut seperti saat menonton ketidaklogisan sinetron teve kita. Selain itu, latarnya yang sangat Barcelona membuat pembaca seperti saya yang tidak akrab dengan seluk beluk dan joke-joke lokal kota itu jelas beda ketawanya dengan yang paham (mendengarkan "Barcelona"-nya Fariz RM jelas tidak membantu).
"We're all still aliens to each other though the world had globalized", kata si turis rada serius. Oke deh kalau begitu, mari senandungkan bersama-sama Mr. Gordon Summer:
Ya, ini buku bisa dibilang sick jokes at its finest. Absurditas masyarakat kontemporer dipandang dari dua alien yang sedang melakukan misi observasi ke bumi. Alien dari planet entah ini punya sifat bunglon yang bisa berubah-ubah meniru model manusia-manusia bumi yang ada di katalog. Alien bawahan bernama Gurb mengambil bentuk Madonna dan langsung hilang tanpa kabar setelah diberi tumpangan oleh seorang profesor. Alien atasannya (narator buku ini) pergi ke mana-mana mencarinya. Selain bisa berubah-bah bentuk, alien ini punya kemampuan memanipulasi data-data elektronik sehingga bisa berbaur dengan kehidupan glamor Barcelona (ia buka rekening bank cuma dengan 22 pesetas lalu menambahkan 14 angka nol di komputer banknya). Ia mencoba-coba makanan Katalunya dan ternyata doyan sekali. Doyan bir juga meskipun pertama kali masuk restoran yang ia pesan urine, karena dari pengamatannya, inilah cairan bikinan manusia paling "banyak/populer" di muka bumi.
Logika cerita novel ini memang kadang-kadang lepas dan tidak padu, dan menurut saya itu salah satu kekurangannya. Meskipun cacat ini tidak sampai membuat kening berkerut seperti saat menonton ketidaklogisan sinetron teve kita. Selain itu, latarnya yang sangat Barcelona membuat pembaca seperti saya yang tidak akrab dengan seluk beluk dan joke-joke lokal kota itu jelas beda ketawanya dengan yang paham (mendengarkan "Barcelona"-nya Fariz RM jelas tidak membantu).
"We're all still aliens to each other though the world had globalized", kata si turis rada serius. Oke deh kalau begitu, mari senandungkan bersama-sama Mr. Gordon Summer:
O oh I'm an alien
I'm a legal alien...
I'm a legal alien...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar