Senin, 07 November 2011

"Masa Depan Haruslah Sesuatu yang Baru": Wawancara Camila Vallejo dengan VOZ


“Van a ver que vale la pena”, wawancara Juan Pablo Montero dengan Camila Vallejo. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Ronny Agustinus dari artikel di Voz: La verdad de pueblo, surat kabar Partai Komunis Kolombia, 26 Oktober 2011.

Camila Vallejo Dowling (kelahiran 28 April 1988) adalah mahasiswi pascasarjana bidang Geografi dan anggota Pemuda Komunis Cile, selain menjabat ketua Federación de Estudiantes de la Universidad de Chile (Federasi Mahasiswa Universitas Cile) sejak 2010. Namanya mencuat ke seluruh dunia dalam setengah tahun terakhir sebagai tokoh pemimpin demonstrasi mahasiswa Cile menentang privatisasi dan komersialisasi pendidikan. “Comandante Camila” menjadi ikon gerakan kiri kontemporer Amerika Latin.


Di tengah hiruk pikuk perjuangan yang dilancarkan di jalan-jalan Cile, Camila Vallejo pindah dari satu rapat ke rapat lain memenuhi kewajibannya sebagai militan Pemuda Komunis Cile, ketua gerakan mahasiswa, serta pemimpin populer. Langsung di jalanan Santiago, VOZ berbincang eksklusif dengan Camila Vallejo, yang menjelaskan perjuangan mahasiswa Cile, perspektif gerakan, dan mengaku mengikuti perjuangan mahasiswa Kolombia dan mendorong mereka agar tidak melemah.

Apakah yang direpresentasikan oleh gerakan mahasiswa sekarang ini bagi Cile?
Ini bukan gerakan yang muncul dari spontanitas, ini gerakan yang telah berkembang selama bertahun-tahun dari tuntutan-tuntutan historis gerakan mahasiswa Cile, seperti pembiayaan pendidikan umum oleh Negara dan demokratisasi kelembagaan, yang tak lebih agar pemerintah membolehkan partisipasi tripartit –mahasiswa, pejabat, dan buruh—di mana siswa tidak hanya terlibat dalam pengelolaan kelembagaan melainkan mengelaborasi proyek pendidikan, di mana kami mengajukan proposal-proposal perihal cakupan akses pendidikan yang berlaku universal tanpa mekanisme pilih kasih. Semuanya didasarkan pada kriteria-kriteria kelas yang juga akan menghasilkan pengetahuan demi kepentingan mayoritas dan bukan hanya pengetahuan yang dijual di pasar serta perusahaan-perusahaan dengan kepentingan-kepentingan tertentu. Kami memperjuangkan ketentuan yang diamanatkan oleh Negara bahwa lembaga-lembaga publik harus berbakti pada pembangunan negeri ini.

Di jalanan kota-kota Cile terlihat mobilisasi-mobilisasi mahasiswa, tapi disertai juga oleh iring-iringan kaum profesional yang berutang, beberapa orang tua yang berkeluarga dan turun bersama anak-anak mereka. Dari mana dukungan populer ini?
Apa yang saat ini diminta oleh gerakan mahasiswa adalah tuntutan-tuntutan yang telah digarap untuk jangka waktu yang lama. Parameter-parameter pasar sebagai bisnis pendidikan, penarikan laba, dan konsep kualitas sesuai target-target pasar, sedang sangat dipertanyakan oleh segenap masyarakat. Jadi, banyak di antara tuntutan ini telah diajukan sejak lama dan beberapa lainnya lebih baru; maka yang terjadi adalah tuntutan mobilisasi ini sama dengan demo-demo pada masa itu, yang jelas-jelas gagal, tidak mencapai sasarannya, dan pemerintahan Concertacion –aliansi partai-partai yang terbentuk sesudah kediktatoran—mengkhianati gerakan mahasiswa saat itu dan hingga hari ini tuntutan-tuntutan ini juga belum terselesaikan.

Kekecewaan-kekecewaan yang kau sebutkan, ikut dipikul oleh sektor-sektor lain. Maksudku, buruh, penambang, serikat-serikat pekerja, perempuan, dan pengangguran yang bergabung dengan tuntutan mahasiswa. Mengapa?
Sesudah mengangkat bendera perjuangan mahasiswa, kami berhadap-hadapan dengan seisi masyarakat yang bertanya: mengapa pendidikan tidak memberikan jaminan? Mereka juga mempertanyakan keseluruhan sistem, demokrasi yang tidak kami punya, tiadanya partisipasi riil, pemilu selalu diputuskan di balik empat dinding yang hasilnya selalu itu-itu juga. Kemudian, jadi penting mempertanyakan dari mana asal masalah ini, yang jawabannya jelas: kediktatoran militer. Dan di atas semua itu, maka perlu untuk memikirkan masa depan dan masa depan tersebut haruslah sesuatu yang baru karena model neoliberal ini kini tak masuk diakal dan bahwa sesuatu yang baru itu harus dibangun dengan tangan rakyat Cile sendiri.

Apa sasaran demonstrasi Cile?
Kami punya gerakan yang berhasil mendudukkan tema-tema yang kami bicarakan, yang mulai terwujud dalam demo-demo, bisa saja melalui kuantitas orang yang turun ke jalan-jalan dalam jumlah yang bersejarah, tetapi bisa juga secara kualitatif melalui keberagaman orang-orang yang turun ke jalan yang bukan cuma mahasiswa seperti yang kau bilang tadi, melainkan keluarga, kaum buruh, orang-orang desa, dan pelbagai organisasi dengan warna yang beraneka ragam, sehingga menunjukkan bahwa apa yang dimunculkan sebagai problem sektoral adalah problem sosial yang terkait dengan sistem perekonomian, sistem politik yang mendistribusikan kekuasaan secara timpang dalam kaidah ekonomi, namun juga secara politik dan yang paling terutama adalah menempatkan secara sentral hak azasi manusia serta lingkungan hidup. Ke situ kami menuju.

Kembali ke soal perjuangan mahasiswa: bagaimana sekarang?
Dalam situasi saat ini kami bersedia memasuki dialog baru dengan pemerintahan Piñera, namun ada beberapa kendala. Bahkan ketika kami pergi berunding dengan pemerintahan kanan, kekuatan yang kami punya untuk mendorong bidang-bidang tertentu reformasi struktural membuat kami merasa tenang. Bisa kami bilang ini langkah-langkah yang jelas ke jalan yang benar. Namun demikian, bila kami harus meninggalkan lagi meja perundingan, akan kami lakukan.

Perundingan dengan pemerintahan seperti Piñera bisa kubilang tidak bakal mudah. Apa kesulitan-kesulitan jangka pendek yang ada dalam negosiasi?
Tentunya kendala baru adalah serangan yang ia lancarkan terhadap gerakan. Ada RUU untuk menghukum pendudukan sekolah-sekolah menengah atas, sekolah-sekolah dasar, dan universitas, mengkriminalkannya. Mereka terapkan terorisme negara, menghukum siswa yang datang dengan tudung kepala, mensejajarkan mereka yang berbuat demikian di sekolah dengan mereka yang melakukan tindak kriminal seperti perampokan atau penjarahan pusat perbelanjaan. Dan itulah yang mengkhawatirkan, sebab kini pemerintahan Piñera sedang menampakkan parasnya yang paling reaksioner. Di sini kami dituding bahwa gerakan ini telah dikooptasi oleh sektor kiri paling radikal, dan kami pun membalas bahwa pemerintah sedang dikooptasi oleh sektor ultra-kanan paling radikal.

Di Kolombia kami sedang berada di tengah-tengah Mogok Nasional Mahasiswa, dalam perjuangan menentang UU 30 dan reformasi pemerintah, yang pertarungannya sangat mirip dengan yang kau punya di Cile. Camila, lewat VOZ kau bisa berkirim salam pada rekan-rekan mahasiswa yang sedang memajukan perjuangan untuk pendidikan di seluruh Kolombia.
Kepada semua rekan mahasiswa Kolombia aku ingin mengirim salam persaudaraan melalui VOZ dan berharap sukses selalu untuk semua. Di sana berlaku model yang cukup mirip dengan kami, sangat bisa diperbandingkan dalam realitas jenis pemerintahan dan orientasi politik kanannya. Maka dengan setulus hati aku ingin mengungkapkan solidaritas dan berkirim segenap kekuatan dalam perjuangan ini, karena sebenarnya segala petisi dan sumber daya yang dibutuhkan perlu kalian kerahkan sebab kalian akan melihat bahwa ini memang layak, dan dalam prosesnya kalian akan menghadapi banyak kesulitan. Perjuangan ini benar-benar tanpa imbalan tetapi perlu untuk dilakukan dan dilakukan oleh anak muda, tetapi bukan hanya anak muda, melainkan memanggil seluruh masyarakat bersama kalian.

Yang penting adalah agar ini tidak terbatas hanya pada lingkup mahasiswa, tapi melebar ke sekujur masyarakat Kolombia, agar semua paham bahwa perubahan itu perlu. Tetap kuat dan sukses selalu.