Sabtu, 31 Agustus 2013

"Votán III. Daftar Pertanyaan yang Jarang Ditanyakan," oleh Subcomandante Marcos

Votán III.
Daftar Pertanyaan yang Jarang Ditanyakan
Yang ingin selalu kau ketahui (atau diingatkan) tentang Zapatista, Sekolah Kecil mereka, dan dampak potensial akibat menghadirinya.

Juli 2013.

Jadi, sepertinya sudah sedikit lebih jelas apa sih yang dipikirkan Zapatista ketika kami bicara soal sekolah kecil.

Tapi kalian sekarang mungkin akan punya lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban. Barangkali kau tidak lagi khawatir soal alas kaki, tapi ada pertanyaan-pertanyaan lainnya. Terlintas padamu bahwa barangkali benar kata orang Zapatismo itu adalah pemberontakan abad ke-21, bahwa mereka piawai dalam segala yang berbau sibernetika (mereka bahkan punya seniman graffiti untuk dinding-dinding virtual). Jadi kau pun pergi ke warnet terdekat, menyalakan komputer, dan mencari “sekolah kecil Zapatista, keraguan, pertanyaan umum, FAQ dll.”

Layar pun membuat, seperti kata orang, “manuver sibernetika yang elegan” untuk menghindari National Security Agency bule-bule Amrik itu, dan memasuki server ultra rahasia kaum pelanggar hukum: ZPS (“Zapatista Pozol Server,” singkatannya dalam bahasa Inggris). Sesudah layar menunjukkan dengan mencolok kalimat “Fuck You XKeyscore”, kau diminta memasukkan password. Kau coba “MARICHIWEU” dan layar bertuliskan “Salah.” Kau coba “NOSOTR@S” dan layar bertuliskan “Salah.” Kau coba “DURITO” dan layar bertuliskan “Yang bener aja lo.” Jengkel oleh kendala ini, kau tinggalkan caci maki buat pemerintah Amerika, dan sesudah kau ketikkan namamu, layar terbuka ibarat sebuah pintu lengkap dengan 3D, dolby surround sound dan semua itu, serta muncullah tanda bertuliskan “Sekolah Kecil Zapatista, Bukan FAQ –‘Daftar Pertanyaan yang Jarang Ditanyakan. Silakan tambahkan sendiri di akhir–,” disusul oleh deretan panjang pertanyaan dan jawaban sebagai berikut:

Cari soal yang paling mendekati persoalanmu, tautan pada pertanyaannya dan lihat jawabannya:
- Aku belum pernah kuliah / Aku bukan seniman / Aku bukan orang terkenal / Aku tidak mewakili siapa-siapa / Aku bukan direktur atau pemimpin apapun / Aku masih sangat muda / Aku sudah sangat tua / Aku belum pernah bersekolah / Aku baru belajar soal Zapatista dan belum pernah ke komunitas / Aku belum lahir atau masih kecil saat kalian muncul ke hadapan publik / Aku tak tahu apa-apa soal ini sampai hari dunia berakhir / Aku baru tahu soal kalian beberapa minggu lalu dan meminta kalian mengundangku / Aku tidak tahu mengapa kalian mengundangku, aku bahkan tidak suka Zapatista, yah baiklah, aku suka Zapatista tapi Marcos cuma badut yang memanfaatkan orang-orang Indian miskin itu dan aku-akan-memberitahu-mereka-agar-jangan-mau-dikibuli-dan-akan-kuselamatkan-atau-kutebus-mereka-seorang-diri / dan lain-lain apapun yang sedang tren /  ___________ (kasus khususmu)....

Pertanyaan:
Akankah aku diperlakukan sama dengan orang yang hafal mars Zapatista luar kepala, yang telah menghadiri semua aktivitas oleh/tentang Zapatismo, yang punya kaus EZLN, yang bisa melantunkan dengan sempurna koor “es un honor estar…” –ah bukan, itu dari saluran lain–, yang punya sepatu bot bagus dan perkakas mendaki gunung, yang pernah datang ke komunitas berulang kali dan telah menyokong masyarakat adat dengan begituuuu tulus, maksudku benar-benar begituuuuuu tulus? Apakah hal-hal ini dipersoalkan di Sekolah Kecil? Akankah ini menjadi kendala untuk hadir atau meminta undangan?

Jawaban (sesuai urutan pertanyaan):
Ya. Tidak. Tidak.

Pertanyaan:
Bolehkah aku tinggal dan menetap dalam komunitas Zapatista?

Jawaban:
Tidak.

Pertanyaan ngeyel:
Tapi aku telah memikirkannya masak-masak dan aku sangat bertekad untuk tinggal, boleh ya?

Jawaban berulang:
Tidak.

Makin ngotot:
Ya? Ya? Ya? Boleh ya?

Jawaban yang sama-sama ngotot (sesuai urutan pertanyaan):
Tidak. Tidak. Tidak. Tidak.

Pertanyaan:
Bisakah aku memberi lebih dari 100 peso untuk materi ajar sebagai tanda solidaritas pada komunitas adat Zapatista?

Jawaban:
Boleh, tapi baik kami maupun yang lain takkan tahu berapa banyak yang diberi, dan oleh siapa. Saat registrasi, kau akan melihat keranjang atau kotak (aku tidak tahu apa yang akan mereka taruh) dan di situ kau masukkan 100 peso-mu atau berapapun yang ingin kau berikan. Tak ada orang selain kau sendiri yang akan tahu apakah kau memberi 100 peso, atau lebih, atau kurang, atau bila kau masukkan kartu prabayar, atau karcis kereta, atau ejekan. Sesudah registrasi, rekan-rekan yang ditunjuk akan mengosongkan keranjang atau kotak itu dan memberikan isinya pada komisi Sekolah Kecil Zapatista. Jadi kami juga tidak akan tahu siapa yang memberi atau berapa banyak yang mereka berikan. Dengan cara begini tak ada yang bisa mengomel atau menuntut perlakuan khusus atau VIP karena “kau tidak tahu ya siapa aku, jabatan yang kududuki dan penghargaan-penghargaan yang sudah kuterima, atau betapa banyaaaaak aku telah membantu komunitas / dan kau takkan mempermalukanku dengan menempatkanku bersama orang-orang yang belum pernah berkunjung ke komunitas / dan lagipula, kaulah yang harusnya berterima kasih padaku dan bukan aku yang belajar darimu / dan satu-satunya gambaran orang adat yang bisa aku terima adalah mereka yang bersimpuh mengagumiku; gambaran orang adat pemberontak, artinya, orang adat yang tak tahu diuntung, tidak bisa aku cerna” (sebagaimana yang sudah dinyatakan oleh seorang tokoh “masyhur” di bidang seni-budaya).

Pertanyaan:
Bolehkah aku membawa oleh-oleh untuk keluarga yang akan menampungku?

Jawaban:
Tidak.

Tentu saja lumrah bila kau membangun kedekatan dengan orang-orang tempatmu tinggal. Tapi “pemberian” pribadi akan mendistorsi keseimbangan dalam komunitas dan mengubah hubungan politik menjadi hubungan personal. Bila demikian, kau tak lagi menjalin hubungan dengan suatu cita-cita perjuangan dan memulai berhubungan dengan diri perorangan, yang sendirinya memang bukan jelek, tapi kau datang ke sini bukan untuk mencari teman, melainkan untuk belajar. Yang bisa kau perbuat adalah meninggalkan apapun yang ingin kau berikan di CIDECI, entah pada saat registrasi atau sesudah masa belajar, dan sumbangan itu akan masuk ke Junta Pemerintahan yang Baik yang akan membaginya MERATA ke semua komunitas Zapatista. Tapi ingatlah bahwa bagi kami, artinya bagi keluarga-keluarga yang akan menerimamu, yang penting adalah orang, bukan yang apa yang mereka miliki atau apa yang yang mereka beri. Dan ini juga harusnya berlaku buatmu, yang semestinya penting adalah orang Zapatista secara keseluruhan, bukan keluarga tertentu atau Votán yang dengannya kau berhubungan paling erat, karena bukan sekelompok kecil orang yang mengurusmu melainkan seluruh rakyat Zapatista yang terorganisir, yang terangkum dalam sebuah keluarga atau seorang penjaga.

Pertanyaan:
Mengapa aku tidak diizinkan memberikan sesuatu kepada orang-orang yang akan membuka rumah mereka padaku, memberiku makan, mengurusku, dan mengajariku?

Jawaban:
Begini, ada keluarga-keluarga Zapatista yang tidak akan menampung siapa-siapa, tapi mereka juga ikut serta dalam upaya ini dan membantu dengan makanan, material, dan transportasi. Mereka ikut serta sebesar keluarga yang akan menampung tamu. Jadi masuk akalkah bila keluarga-keluarga ini tidak mendapat hadiah hanya karena kalian tidak bisa melihat mereka? Masuk akalkah bahwa bagi keluarga-keluarga ini kau tidak akan memberikan nomor kontakmu kalau-kalau suatu hari nanti mereka ada di geografimu, atau agar mereka bisa meneleponmu atau menyuratimu? Masuk akalkah bahwa bagi anak-anak yang tidak kalian temui tidak bakal ada permen, pakaian, mainan, atau hadiah?

Misalnya, ada desa-desa Zapatista yang sedang berada di bawah ancaman paramiliter. Mereka tidak bisa menampung siswa-siswi Sekolah Kecil karena keamanan yang genting dan kami tidak bakal sanggup mengurus secara layak tamu-tamu kami. Tapi keluarga-keluarga ini juga ikut menyiapkan seperti semua orang lainnya, membantu mereka yang akan bertindak sebagai keluarga asuh, membangun, menyapu, mencuci, mengelap, melukis, memasak, mengumpulkan kayu bakar, membantu menyediakan makanan yang akan dihidangkan buat kalian. Kau tidak kenal orang-orang ini dan kau tidak akan menjumpainya di Sekolah Kecil. Bila agresi paramiliter dan kepolisian meningkat, bisa jadi mereka mengungsi. Kau bisa saja atau bisa juga tidak mengetahui kabar soal itu (misalnya, periksa jumlah pengunjung laman surat kecaman Junta Pemerintahan yang Baik terbaru), tapi bagimu mereka tidak akan punya nama atau wajah.

Mereka bakal tak kasat mata, sama seperti ratusan ribu orang Zapatista. Akankah ada yang memperhitungan mereka sekalipun mereka tak kasat mata bagimu dan bagi semua orang lainnya?

Ya, kami, compañero dan compañera mereka. Itu sebabnya kami mencoba membagikan segala yang kami terima dari luar secara merata. Yang terbanyak dan terbaik dari apa yang kami terima diberikan kepada yang paling membutuhkan.

Ada hal lain yang perlu kami singgung soal sumbangan. Kami tahu betul bahwa di luar sana, stereotip dominan atas orang adat adalah mereka harus dikasihani dan disedekahi, bahwa kau harus memberikan pada mereka apa-apa yang sudah tidak kau pakai lagi dan hendak kau buang. Ini seperti sindom Telethon[[1]]  skala besar. Persamaannya bisa didapati dalam kelas politik pada photoshop acara amal (baca: tak ada yang tidak bisa ditanggulangi dengan “aksi nasional melawan kelaparan”… atau dengan sebuah mesin fotokopi).

“Aspirin untuk menenangkan suara hati,” demikian kami Zapatista menyebutnya.

Dan dalam perjalanan panjang kami menyusuri jatuh bangunnya perjuangan, banyak yang telah kami saksikan. Salah satunya adalah bahwa pada masa-masa sulit, mereka yang punya paling banyak hanya memberikan apa yang tidak mereka butuhkan; dan mereka yang punya paling sedikit justru memberikan apa yang tidak mereka punyai lebih. Orang yang punya uang dan barang-barang menyumbangkan selimut yang tak mereka pakai, pakaian yang sudah tidak muat, sepatu yang sudah tidak zaman, recehan yang tidak mereka butuhkan. Dan mereka yang perlu berjuang setiap hari untuk menghasilkan sedikit uang agar bisa ada yang terhidang di meja makan selain taplak sobek-sobek, justru memberikan recehan yang mereka perlukan untuk mencapai taraf pertahanan hidup yang paling dasar.

Masyarakat adat Zapatista tidak mengharapkan belas kasihanmu. Terlepas dari pandangan meremehkan yang ditujukan pada kami karena sudah tidak trendi, dan sekalipun tidak diperhitungkan sebagai bagian dari konjungtur “bersejarah” saat ini (apapun gerakan tersebut saat ini), kami bangkit berdiri dengan martabat, sama seperti yang kami lakukan 20, 50, 500 tahun lalu. Dan akan terus begitu. Jangan hina kami dengan sedekahmu.

Kami tidak meminta apa-apa dari kalian: yang kami minta cuma biaya materi pelajaran (seratus peso) dan kesudianmu untuk belajar. Akan kami sediakan pondokanmu. Akan kami sediakan makanmu. Memang bukan hotel bintang 7 atau prasmanan besar-besaran, tapi dalam setiap tortilla, kacang polong, sayur mayur, pondok atau ranjang gantung, dan nilon untuk hujan, ada rasa sayang dan penghormatan dari kami untuk kalian semua, sebab kalian tamu undangan kami, compañero kami, compañera kami, compañeroa kami.

Kau tidak dan tidak akan berutang apapun pada kami. Hasil Sekolah Kecil bukanlah militansi, keanggotaan organik, kepatuhan, fanatisme. Kelanjutan Sekolah Kecil adalah sesuatu yang kau, dan hanya kau, yang bisa memutuskan… dan menindakinya. Kami tidak mengundangmu untuk merekrutmu, menyusun atau mengosongkanmu, memprogrammu, atau seperti kata mereka, me-“reset”-mu. Kami membuka pintu dan mengajakmu masuk untuk melihat-lihat rumah kami, untuk melihat apa yang telah kami bangun dengan bantuan orang-orang dari seluruh dunia yang memberi kami bukan sisa-sisa mereka melainkan mata dan telinga sebagai compañeros, yang tak pernah berpikir agar kami berterima kasih pada mereka, yang tak pernah berharap kami menyanjung-nyanjung mereka karena merekalah yang punya banyak hal dan mengarahkan.

Kau adalah kau, dan hanya kau yang bisa memutuskan apakah akan terus menjadi seperti itu atau sesuatu yang lain.

Nah, untuk memungkas nukilan dari Daftar Pertanyaan yang Jarang Ditanyakan ini:
Kau bukan selebritis? Kau belum belajar banyak? Kau belum pernah datang ke komunitas Zapatista? Kau bahkan belum lahir saat EZLN tampil ke depan publik? Kau tidak tahu apa-apa soal ini sampai pada hari dunia berakhir dan bahkan sesudahnya?

Jangan khawatir bahkan jangan pikirkan soal itu. Di sini kami tidak melihat resume akademik, atau riwayat diri seseorang dalam hidup atau perjuangan; kami cuma melihat pada hati. Orang-orang yang datang ke sekolah kecil ada yang punya beberapa gelar doktoral dan ada lainnya yang bahkan belum pernah masuk taman kanak-kanak; akan ada orang yang umurnya lebih dari 90 tahun dan lainnya yang bahkan hidupnya belum sampai setahun. Kami menerima semua orang dengan kehangatan yang sama, dan kami akan mengurus semua orang sebaik yang kami bisa, kami akan mengajar dan menunjukkan diri kami pada semua secara merata, dan menjamu kalian dengan jerih payah yang sama besarnya.

Jadi urusan rasa sesal, trauma, sakit hati, biarlah jadi urusan serial televisi kesukaanmu saja.

Lebih baik pikirkan, misalnya, apa yang bisa kau ceritakan pada keluarga atau kawan-kawanmu kemudian, atau bisa kau pasang di blog atau profilmu, sesuatu seperti ini:

“Aku ingat ketika Pablo (González Casanova), Luis (Villoro), Adolfo (Gilly), Immanuel (Wallerstein), Paulina (Fernández Christlieb), Oscar (Chávez), dan orang satu ini yang kami panggil “el Mastuerzo”[[2]] karena memang orangnya begitu dan satu lagi yang kami panggil “el Rocco”[[3]] entah karena apa, dan beberapa kawan lain yang punya nama aneh-aneh seperti Comando Cucaracha, SKA-P, dan Louis Ling and the Bombs, dan lain-lainnya lagi yang tidak aku ingat, tapi kami semua belajar bersama di Sekolah Kecil dan nongkrong bersama-sama saat istirahat dan kena masalah karena tidak mengerjakan tugas. Dan suatu hari kami melihat Toño (Ramírez Chávez) dan Domi (satu-satunya Domi yang ada) melukis grafiti di dinding yang menghadap kemari, maka kami semua pun mengambil apa saja yang bisa terjangkau tangan dan mulai melukis. Persis pada saat itu pengawas datang dan kami semua lari. Si pengawas berdiri di sana menatap tembok itu, lantas pergi dan kembali lagi membawa seember cat dan kuas. Kami sangka ia bakal melabur apa yang sudah kami bikin, gambar dengan banyak orang dan banyak warna. Tapi bukan. Kau boleh tidak percaya, tapi si pengawas mengangkat kuas dan mulai melukisi dinding itu. Tapi lukisannya sangat beda, sebab ia cuma menggambar retakan di tembok… lalu pergi. Tapi yang paling aneh selama kami ada di sekolah itu, gambar retakan di tembok itu menjadi kenyataan, makin lama makin besar dan dalam. Pada hari terakhir kelas kami berkumpul di depan dinding, menanti dan menatap apakah retakan itu akan membuat dinding terbelah. Kami sedang termangu-mangu saat seorang Zapatista yang mengenakan topeng warna-wani datang menghampiri dan berkata, ‘Sekolah sudah selesai, buat apa kalian masih di sini? Pulang sana ke tempatmu!’ Dan kami semua pun pergi. Aku kisahkan cerita ini agar kalian lihat bahwa sebenarnya aku ini pernah bersekolah. Apa itu? Apa guna kaleng cat semprot ini? Bukan buat apa-apa, aku cuma sedang menatap tembok yang ada di depan kita ini, Mereka yang Berkuasa hidup di seberang sana. Tapi tembok ini begitu besar, begitu dirawat, begitu kokoh, begitu kuat, begitu mengancam, tak terhancurkan, begitu kelabu. Dan aku berpikir, ‘Ada yang kurang di tembok ini … segaris retakan’.”

-*-

Vale. Tabik dan kau tidak perlu membeli cat dan kuas, kau sudah membawanya dalam hatimu. Kau cuma perlu mencarinya. Keputusan untuk apa kau akan menggunakannya adalah bagian dari kebebasanmu.

Dari pegunungan Meksiko Tenggara.
El SupMarcos.
Pengawas, penjaga malam, dan penyapu jalan untuk Sekolah Kecil Zapatista (jangan meninggalkan sampah ya!)
Meksiko, Juli 2013




Semua catatan kaki berasal dari penerjemah
[1] Telethon = dari kata “televisi” dan “marathon”, merujuk pada program televisi berdurasi panjang yang biasa ditujukan untuk menggalang dana.
[2] Pemain drum band rock Meksiko, Botellita de Jeréz.
[3] Vokalis band rock Meksiko, Maldita Vecindad.

Senin, 19 Agustus 2013

"Votán II. Para Penjaga," oleh Subcomandante Marcos

Catatan: Baca terlebih dulu surat Subcomandante Moisés tentang Sekolah Kecil (escuelita) Zapatista dan "Votán I" oleh Subcomandante Marcos.



Votán II
Para Penjaga

Juli 2013

Sekarang kami ingin menjelaskan pada kalian bagaimana cara kerja sekolah kecil ini (daftar kebutuhan belajar yang kau perlukan, metodologi, guru-guru, topik pelajaran, jadwal, dll.), jadi yang pertama adalah…

Apa Yang Kau Butuhkan
Satu-satunya hal yang kau butuhkan, secara umum, untuk hadir di sekolah kecil Zapatista (selain diundang tentunya, serta seratus peso untuk paket buku-DVD), adalah kesudian untuk mendengar.

Jadi tak ada alasannya untuk mematuhi nasehat atau rekomendasi orang-orang yang –sebaik apapun niatnya—memberitahu bahwa kau perlu membawa peralatan ini-itu dengan dasar bahwa mereka “pernah datang ke komunitas.”

Mereka yang benar-benar pernah berada di komunitas tak sesumbar ke mana-mana soal itu, dan mereka juga akan paham betul bahwa yang benar-benar dibutuhkan adalah tahu cara melihat dan mendengar. Mereka yang datang ke komunitas untuk bicara (dan mencoba memberitahu apa yang perlu dilakukan, atau menawarkan derma mereka dalam bentuk uang atau “wejangan”) sudah dan akan banyak, kelewat banyak. Dan mereka yang datang untuk mendengar sangatlah sedikit. Tapi tentang itu kuceritakan lain kali saja.

Jadi kau tidak perlu membawa sesuatu yang khusus (aku baca bahwa ada yang cuma mau membawa sepatu tenis butut, oke). Bawalah buku catatan dan pena atau pinsil. Tidak diwajibkan untuk membawa komputer, esmarfon (smartphone), tablet, atau apapun yang kau pakai sekarang, tapi silakan kalau mau. Namun demikian, tidak bakal ada sinyal seluler di tempat kalian nanti. Ada internet di beberapa caracoles tapi kecepatannya, bagaimana bilangnya ya?... seperti “Pegasus”, tunggangan Durito. Ya, kau bisa membawa apapun-namanya-itu buat mendengarkan musik. Ya, kau boleh membawa kamera dan perekam. Ya, kau boleh merekam audio dan mengambil gambar serta video, tapi hanya sesuai aturan, yang akan diumumkan oleh Subcomandante Insurgente Moisés. Ya, kau boleh membawa boneka beruangmu atau yang semacam itu.

Lain-lain yang mungkin bisa berguna: senter. Sikat gigimu dan handuk (kalau kau ingin mandi dan di sana nanti memang dimungkinkan untuk mandi). Sekurang-kurangnya satu pakaian ganti, kalau-kalau kena lumpur. Obat-obatanmu, kalau diperlukan dan memang diresepkan oleh seseorang yang terlatih dan mampu. Kantung plastik buat menyimpan tanda pengenal dan uang (bawa selalu barang-barang ini bersamamu—kami hanya akan menanyakan tanda pengenal saat registrasi, untuk memeriksa apakau kau benar-benar kau). Kantung plastik satu lagi untuk bahan-bahan pelajaran yang akan kau terima di sini. Kau juga perlu memasukkan celana (dalam –kalau pakai—juga luar) ke dalam kantung plastik.

Ingat: kau boleh membawa barang sebanyak yang kau mau, tapi apa saja yang kau bawa harus kau angkat sendiri. Jadi tak ada ya “aku pengen bawa piano ah, siapa tahu ada waktu buat latihan do-re-mi-fa-so-la.” Dan tidak, kau tidak boleh membawa Xbox, ps3, wii, atau konsol kuno Atari.

Apa yang nyata-nyata penting untuk dimiliki, kau tidak bisa membelinya. Apa yang kau bawa sudah tercakup dalam dirimu dan bisa didapati, bila dimulai dari leher, agak ke bawah di sebelah kiri.

Baiklah, sesudah mengklarifikasi ini, sekarang aku akan mendaftar apa yang kau perlukan untuk bisa menghadiri sekolah kecil di komunitas. Tanpa syarat-syarat berikut, KAU TIDAK AKAN DITERIMA:
.- Tahu menahan diri untuk tidak berbicara dan menghakimi.
.- Kesudian untuk mendengar dan melihat.
.- Hati yang pada tempatnya.

Yang tidak penting adalah ras apa kamu, berapa usiamu, gender, preferensi seksual, tempat asal, agama, tingkat keilmuan, perawakan, berat badan, tampilan fisik, perlengkapan, “panjangnya pengalaman” mengikuti Zapatismo,... atau apakah kau bersepatu atau telanjang kaki.

Ah ya, jangan bawa sepatu hak tinggi karena ya, kau memang akan tampak keren, tapi juga sepatumu akan patah begitu menginjakkan langkah pertama ke...

Ruang Belajar dan Jadwal
Menurut Zapatista, tempat belajar-mengajar (sekolah) itu bersifat kolektif. Artinya, masyarakat. Dan guru-guru serta murid-murid adalah mereka yang menyusun kolektif tersebut. Mereka semua. Jadi takkan ada seorang guru, namun lebih pada sebuah kolektif yang mengajarkan, yang menunjukkan, yang melatih, di dalamnya serta bersamanya, seseorang yang belajar dan pada saat yang sama, mengajar.

Jadi saat kau menghadiri kelas hari pertama dalam komunitas (hal ini akan berbeda bagi yang mengambil cara lain), jangan berharap akan menemui model sekolah pada umumnya. “Aula” atau “ruang-ruang kelas” yang kami persiapkan buatmu bukanlah ruang tertutup dengan papan tulis dan dosen di depan mencurahkan pengetahuan pada murid-murid yang lantas akan ia evaluasi dan beri sanksi (artinya, membagi mana siswa yang baik dan buruk), melainkan adalah ruang terbuka komunitas. Dan komunitas ini bukanlah “sekte” (di sini orang Zapatista, non-Zapatista, dan dalam beberapa kasus, anti-Zapatista hidup bersama), yang tidak pula bersifat hegemonik, homogen, tertutup (di sini orang-orang dari kalender dan geografi yang berbeda-beda berkunjung sepanjang tahun), ataupun dogmatik (di sini kami juga belajar dari yang-lain).

Jadi kau tidak datang ke sekolah yang beroperasi menurut jadwal lumrah. Kau akan berada di sekolah setiap jam dari setiap hari keberadaanmu di sini. Bagian terpenting dari waktumu di sekolah kecil Zapatista adalah pengalamanmu tinggal bersama keluarga yang kau inapi. Kau akan pergi bersama mereka mencari kayu bakar, ke ladang jagung, ke kali-sungai-mata air, kau akan masak dan makan bersama mereka (tentu saja kau hanya akan makan apa yang tidak membuatmu sakit atau bertentangan dengan keyakinanmu—misalnya, kalau kau vegetarian atau vegan, mereka takkan memberimu daging, tapi tolong beritahu kami sebelumnya karena kawan-kawan di sini, saat mereka gembira dengan tamunya, kerap memasak ayam atau babi, komunitas atau kotapraja otonom atau Junta Pemerintahan yang Baik akan menyembelih salah satu sapi piaraan bersama dan membuat kaldu buat semua), kau akan istirahat bersama mereka, dan terutama, kau akan capek dengan mereka.

Artinya, seperti kata mereka, selama hari-hari itu kau akan menjadi bagian dari keluarga adat Zapatista.

Dan itulah alasan mengapa kami tidak bisa menerima orang yang datang membawa kemah atau mobil karavan. Itu sebabnya jumlah orang yang bisa datang terbatas. Karena banyak orang memang muat di tanah ini, tapi di bawah atap-atap kecil Zapatista hanya sedikit yang muat. Kalau kau ingin berkemah, hidup dekat alam atau yang setara dengannya di pedusunan, silakan, tapi jangan di sini pada tanggal-tanggal ini.

Jadi kau tidak akan tinggal bersama gengmu, kelompokmu, atau rombonganmu. Tidak juga dengan warga kota lainnya. Kalau kau datang bersama keluarga, pasangan atau bukan-pasangan, kau bisa berduaan kalau mau, tapi tidak dengan orang lain lagi. Jadi tak ada ya “kami semua yang datang dari sini atau situ pengen ngumpul-ngumpul mengobrol atau bernyanyi-nyayi di sekeliling api unggun atau semacamnya.” Kau bisa lakukan di geografimu sendiri dan pada kalender yang lain. Kau (atau kau bersama keluarga, pasangan atau bukan-pasangan) datang ke sini untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dan pengetahuan masyarakat adat Zapatista, dan tentu juga kehidupan sehari-hari masyarakat adat non-Zapatista.

Orang-orang Zapatista adalah orang-orang yang memiliki kekhususan bukan hanya menantang kaum berkuasa, bukan pula mempertahankan pemberontakan dan perlawanan mereka selama 20 tahun. Mereka juga, terutama, berhasil membangun (di bawah kondisi-kondisi yang akan kau rasakan secara personal) definisi kebebasan khas masyarakat adat Zapatista: untuk memerintah dan memerintah diri sendiri sesuai cara kami, pada geografi dan kalender kami.

Ya, bagian soal “geografi dan kalender kami” ini menandai jarak yang cukup jauh dengan proyek-proyek lainnya. Kami ingatkan bahwa ini bukan saja bukan sebuah model untuk dicontoh (ada yang manjur buat kami dan ada yang tidak), ajaran baru buat dikhotbahkan, atau gaya baru buat diekspor; ini juga bukan “petunjuk membangun kebebasan.” Tidak bagi masyarakat adat lainnya di Meksiko, apalagi untuk semua orang yang berjuang di segenap pelosok dunia.

Selain itu, catat baik-baik, kami merumuskan waktu. Apa yang akan kau saksikan di sini cocok buat kami sekarang. Generasi baru akan meretas jalan mereka sendiri, dengan cara dan kala mereka sendiri. Konsep kebebasan tidak memperbudak para calon pewarisnya di masa depan.

Bagi kami, inilah kebebasan: menjalankan hak untuk membangun takdir kami sendiri, tanpa ada yang berkuasa di atas kami dan memberitahu kami apa yang harus atau jangan diperbuat. Dengan kata lain: ini hak kami untuk jatuh dan kembali bangkit. Kami tahu betul bahwa ini dibangun dengan pemberontakan dan martabat, tahu bahwa ada dunia-dunia lain dan cara-cara lain, dan bahwa sama seperti kami membangun milik kami di sini, yang lain-lain akan membangun identitas mereka, martabat mereka.

Selama dua kali dalam seminggu yang kau habiskan bersama komunitas-komunitas Zapatista, kau akan pergi ke pertemuan di Caracol dengan semua murid dari zona yang menjadi tempatmu. Dalam pertemuan ini, di mana banyak cara dan warna yang berbeda-beda dari geografi dan kalender yang berbeda-beda akan bersua, akan ada seorang guru yang dikhususkan untuk mencoba menanggapi pertanyaan atau keraguan apapun yang muncul selama masa tinggalmu. Ini karena kami merasa akan baik buatmu mendengar keraguan-keraguan apa misalnya yang timbul dari seseorang dari negara lain, benua lain, kota lain, dalam realitas lain.

Tapi bagian paling mendasar dari sekolah kecil ini kau akan belajar bersama…

Votán
Dalam rentang sekian bulan ini, puluhan ribu keluarga Zapatista bersiap-siap menyambut mereka yang datang ke sekolah kecil dalam komunitas. Bersama mereka, ribuan perempuan dan lelaki adat Zapatista telah menjadi Votán, individual sekaligus kolektif.

Jadi kau perlu tahu peran yang akan dimainkan oleh Votán, karena Votán, seperti kata mereka, adalah tulang punggung sekolah kecil. Ialah metode, rencana belajar, guru, sekolah, ruang kelas, papan tulis, buku catatan, pena, meja dengan sebutir apel, jam istirahat, ujian, kelulusan, jubah dan toga.

Banyak yang sudah ditulis dan diucapkan tentang apa arti Votán (atau “Uotán”, atau “Wotán”, atau “Botán”): misalnya, bahwa kata ini tidak ada dalam bahasa Maya dan hanya versi salah kaprah atau terjemahan buruk dari “Ool Tá aan,” yang artinya kurang lebih “Hati yang Berbicara.” Atau bahwa yang dimaksudnya adalah gempa bumi; atau raung jaguar, atau detak jantung bumi, atau jantung langit, atau jantung perairan, atau jantung pegunungan, atau semua ini dan lebih dari itu. Tapi, seperti banyak hal yang terkait masyarakat adat, ada banyak versi di atas versi dari mereka yang berusaha mendominasi (kadang dengan pengetahuan) tanah ini beserta para penghuninya. Jadi, kecuali kau memang berminat merenungkan tafsiran atas tafsiran (yang ujung-ujungnya mengabaikan penciptanya), di sini kami merujuk makna yang diberikan orang Zapatista pada Votán. Dan itu artinya semacam “penjaga dan jantung masyarakat,” atau “penjaga dan jantung bumi,” atau “penjaga dan jantung dunia.”

Tiap-tiap murid sekolah kecil ini akan memiliki Votán-nya masing-masing, seorang penjaga, guardián atau guardiana, tak peduli usia, gender, atau ras mereka.

Artinya, selain keluarga tempatmu tinggal selama hari-hari itu, kau akan mempunyai seorang guru pembimbing yang akan membantumu memahami apa arti kebebasan menurut orang Zapatista.

Para Guardian@s adalah orang-orang seperti semua orang biasa. Hanya saja orang-orang ini telah memberontak melawan kaum berkuasa yang mengeksploitasi, menghina, melucuti, dan menindas mereka, dan mereka memberikan hidup mereka pada pemberontakan itu. Namun demikian, Votán tidak mengkhotbahkan kultus kematian, kejayaan, atau Kekuasaan, namun menjalani hidup dalam pergulatan sehari-hari demi kebebasan.

Votán pribadimu, penjagamu, akan mengisahkan padamu sejarah kami, menjelaskan siapa kami, di mana kami, mengapa kami bertempur, bagaimana kami berjuang, dan di samping siapa kami hendak bergulat. Mereka akan bicara padamu tentang pencapaian dan kekeliruan-kekeliruan kami, mempelajari buku-buku ajar bersamamu, menuntaskan keraguan apapun sesanggupnya (dan bila mereka tidak sanggup, kita bikin pertemuan lebih besar). Merekalah yang akan berbicara padamu dalam bahasa Spanyol (keluarga tempatmu tinggal akan bicara padamu hanya dalam bahasa ibu mereka), mereka akan menerjemahkan padamu apa kata keluarga, dan akan menerjemahkan buat keluarga apa yang ingin kau sampaikan atau ingin kau ketahui. Mereka akan berjalan bersamamu, pergi ke ladang jagung atau mengangkat kayu bakar atau air bersamamu, mereka akan memasak dan makan bersamamu, bernyanyi dan menari bersamamu, tidur dekatmu, menemanimu saat pergi ke kamar mandi, memberitahumu kumbang mana yang harus dihindari, memastikan kau minum obat, singkatnya: mereka akan mengajari dan mengurusmu.

Kau bisa tanya apa saja pada Votán-mu: apakah kami memang keturunan Salinas, apakah SupMarcos sudah mati atau sedang berjemur di pantai di Eropa, apakah SubMoy bakal nongol, apakah bumi ini bulat, apakah ia percaya pemilu, apakah ia pendukung Jaguares [tim sepak bola Chiapas], dll, dll, dll. Tidak seperti guru-guru lain, bila penjagamu tidak tahu jawabnya, mereka akan bilang, “Aku tidak tahu.”

Votán-mu juga akan menjadi penerjemah non-stop yang tidak butuh baterai. Karena di sini, sejauh mungkin kau akan diajak berbicara dalam bahasa asli kami. Hanya penjagamu yang akan berbicara padamu dalam bahasa Spanyol. Dengan begini kau akan bisa merasakan apa yang terjadi saat seorang adat mencoba berbicara dalam bahasa dominan. Perbedaan mendasarnya adalah di sini kau tidak akan dipandang rendah atau diolok-olok karena tidak paham apa yang diucapkan padamu atau karena salah ucap. Mungkin ditertawakan, ya, tapi karena bersimpati pada jerih payahmu untuk memahami dan membuat dirimu dipahami. Dan catat, Votán-mu bukan hanya akan menerjemahkan kata-kata, tapi juga warna, rasa, suara, dunia sepenuhnya, artinya: sebuah kebudayaan.

Dalam pertemuan yang akan kau hadiri bersama teman-teman sekelasmu di suatu zona, kau tidak bisa melemparkan pertanyaan langsung pada guru; alih-alih kau bertanya pada penjagamu dan mereka akan menerjemahkan pertanyaan itu pada sang guru, yang akan menjawab dalam bahasa ibu mereka dan penjagamu akan menerjemahkannya balik padamu. Tentunya dalam dirimu akan tersisa rasa ragu apakah pertanyaanmu telah diterjemahkan dengan semestinya dan apakah jawaban yang kau terima sama dengan yang diberikan sang guru. Tapi, bukankah demikian persisnya yang dialami seorang adat dengan seorang penerjemah dalam sidang-sidang pengadilan pemerintah? Dengan demikian kau akan memahami bahwa apa yang mereka sebut sebagai “kesamaan di depan hukum” hanyalah salah satu lagi keamburadulan keadilan di dunia kita. Di mana kesamaan di depan hukum bila penerjemahan hal-hal seperti “kebebasan,” “demokrasi,” dan “keadilan” dibuat dengan kata-kata yang sama dari mereka yang ingin memperbudak, melucuti, dan melenyapkan kami? Di mana kesamaan bila tuduhan, pengadilan, dan vonis dibuat oleh sistem hukum yang –selain korup—dipaksakan dalam bahasa Penguasa? Di mana keadilan dalam sebuah sistem yang penilaiannya dilandasi oleh premis pengenyahan budaya?

Itu sebabnya sekolah ini akan begini. Itu sebabnya Votán akan demikian. Karena…

Mereka adalah Kami
Votán-mu adalah kolektif besar yang terkonsentrasi dalam diri satu orang. Ia akan bicara bukan sebagai individu. Tiap-tiap Votán adalah kami semua orang Zapatista.

Beberapa minggu lalu, Subcomandantes Moisés dan Marcos menyerahkan tanggung jawab sebagai juru bicara EZLN kepada ribuan lelaki dan perempuan adat Zapatista selama masa-masa sekolah kecil. Selama beberapa hari pada bulan Agustus itu (dan berikutnya pada Desember dan Januari), EZLN akan berbicara melalui suara mereka; melalui telinga mereka EZLN akan mendengar; dan dalam jantung mereka akan berdetak kumpulan besar yang adalah kami semua.

Jadi selama hari-hari sekolah kecil, kau akan memiliki guru yang tak kurang dan tak lebih adalah otoritas tertinggi Zapatista, pucuk pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Zapatista: Votán.

Dan Votán juga akan mengurus…

Anak-anak
Untuk murid yang masih kecil (12 tahun atau kurang), guardiana bagi si anak akan menemani ibu dan/atau ayahnya sepanjang waktu, membantu mengurus si anak, memastikan agar mereka tidak jatuh sakit, agar mereka minum obat, agar mereka bermain, belajar, dan gembira. Bila si anak sudah bisa membaca, guardiana akan mempelajari buku pelajaran kami bersama si anak, dan bercerita bagaimana anak-anak adat hidup sebelum pemberontakan dan bagaimana hidup mereka sekarang. Mereka akan mengisahkan sejarah-sejarah hebat dan mengerikan, cerita-cerita, gurauan-gurauan, bahkan mungkin lagu tentang “la del moño colorado.” Dan kalau anak-anak itu nakal, mereka akan melarangnya, sebab kalau tidak SupMarcos akan datang membawa kantung besar berisi kue-kue dan tidak memberi mereka satu pun, biskuit bentuk binatang sekalipun, dan si agung Don Durito dari Lacandón tidak akan menceritakan bagaimana ia bertarung, seorang diri, melawan 3,141592 naga ompong, atau dongeng dahsyat Lucezita dan Si Anjing-Kucing yang, kata mereka, membuat Ironman, Batman, The Avengers, Spiderman, X-Man, Wolverine, dan apapun yang muncul, jatuh tersungkur.

Semua anak-anak, bersama anggota keluarga yang menemani mereka, akan ditempatkan di zona-zona terdekat dengan San Cristóbal de Las Casas, di bawah kondisi terbaik yang bisa kami tawarkan. Mereka akan mendapat tempat-tempat yang disiapkan khusus, bersama ibu atau ayah mereka, agar tidak kedinginan atau kebasahan bila hujan. Ada juga kawan-kawan yang paham soal kesehatan dan P3K. Dan kalau-kalau ada situasi darurat, dua ambulans dan dua kendaraan lain akan tersedia 24 jam untuk membawa si anak ke kota kalau perlu dokter, atau mengambil obat bila dibutuhkan. Dan bila suatu keluarga perlu kembali ke geografi mereka sendiri sebelum sekolah selesai, kami punya sedikit dana untuk membantu karcis atau bensin mereka.

Ringkasnya: anak-anak akan mendapat perlakuan istimewa. Tapi baik mereka maupun orang dewasa tak bisa mengelak dari…

Ujian
Ini ujian terberat yang bisa kau bayangkan. Bukan ujian tertulis, tesis, atau pilihan ganda; dan tak bakal ada juri atau dewan penilai dengan gelar akademik.

Ujianmu adalah realitasmu, pada kalender dan geografimu sendiri, dan dewan penilaimu adalah… cermin.

Di sana kau akan melihat bisakah kau menjawab satu-satunya pertanyaan di ujian akhir: apakah kebebasan menurutmu dan kalian?

-*-

Vale. Tabik dan percayalah, aku berkata dari pengalamanku sendiri, yang paling bagus dipelajari di sini adalah bertanya. Dan itu memang layak.

Dari pegunungan Meksiko Tenggara
SupMarcos.
Meksiko, Juli 2013
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Tonton dan dengarkan video-video yang menyertai teks ini.


Eduardo Galeano menuturkan anekdot tentang guru dan murid-muridnya.
————————————————————–
Kebebasan, misalnya, adalah tuntuan pembebasan semua tahan politik Mapuche. Lagu ini berjudul Cosas Simples, dari grup Cile Weichafe (Pejuang).
————————————————————–
Luna Zapatista, oleh Orlando Rodríguez dan Miguel Ogando, dengan “El Problema del Barrio”, gambar-gambar karya Juan Kalvellido. Video diproduksi oleh: Orlando Fonseca.

Jumat, 09 Agustus 2013

"Votán I. Seekor Kumbang dalam Jaringan ('Freeware' versi Durito)," oleh Subcomandante Marcos


Votán I.
Seekor Kumbang dalam Jaringan
(Freeware versi Durito)

Juli 2013.

Sebelum kami menjelaskan bagaimana jalannya Sekolah Kecil ini (yang pada waktunya akan kami kirimkan semacam “petunjuk arah” atau “petunjuk kelakuan buruk” atau “petunjuk pertahanan hidup”), mari kita lihat sedang apa mereka “di atas sana.” Bukan karena kami sedikit berserakan (yang tak syak lagi memang demikian adanya), tapi karena kami melihat kalender dan geografi mereka di atas sana, artinya: kami mencoba memahami.

Jadi, harap berbaik hati dan bersabarlah, dan temani kami dalam melayangkan pandangan dari bawah sini ke atas sana. Coba lihat… hmm…

Banyak komentar tentang konjungtur historis mencoba –dengan percuma—berebut perhatian dengan judul-judul berita. Tipu muslihat media kini kalah dengan hashtag –atau apapun namanya—(yang disebut viral, katanya, tapi karena sifatnya yang masif, bukan karena sifatnya yang merusak … atau begitukah?)

Ah, alangkah putus asanya ahli-ahli komunikasi, imuwan politik, kolumnis, dan redaktur berita: topik-topik “aktual” bukan mereka lagi yang menentukan, menandai, atau memaksakan analisa mereka sendiri –yang bukan tidak sering dilumasi dengan uang segala warna—karena semua orang kini punya caranya sendiri, kalendernya sendiri, dan geografinya sendiri.

Sisihkan dahulu sesaat hubungan patetik antara tokoh-tokoh media dan tokoh-tokoh politik pada setiap tingkatan —kerajaan, kementerian, presiden, gubernur, legislatif—yang “transendensinya” hanya menempati jurnalisme remeh temeh (artinya, semua media bayaran). Renungan para ilmuwan politik dan jurnalis mengenai isu ini hanya menarik bagi “komentator profesional” yang kian langka itu demi kolom mereka sendiri.

Seperti pesan twitter Durito: “Dalam kaitan antara showbiz dan politik, harus disebut: photoshop menciptakan keduanya dan mereka lebur satu sama lain.”

Karena sekarang ini rakyat (massa pembangkang yang tidak menengok ke arah ia diperintakan untuk menengok, tidak menyimak apa yang diperintahkan padanya untuk disimak) telah mengidap kegandrungan tertentu untuk membuat hidup sehari-hari menjadi berita halaman depan: bagaimana gaya rambut seseorang, apa yang terjadi padaku di tempat ini, apa yang kusuka-tak kusuka, apa yang aku lihat-dengar-ucapkan dan apa yang diucapkan padaku, kejahatan-kejahatan yang tidak tampil di media bayaran, kekonyolan berulang para penguasa (yang sebelumnya tertutup oleh gundukan uang dalam lemari media-media bayaran) yang kini terungkap tanpa bisa mereka kendalikan.

Bahwa yang katanya kampiun kebebasan dan demokrasi –pemerintah Amerika Serikat—ternyata memata-matai tanpa aturan dan menggencarkan kebiadaban di sekujur planet? Duaarrr! Internet menjadi tangan kurang ajar yang merobohkan tata panggung yang menyembunyikan obsesi besar Kekuasaan: untuk mengontrol segala hal dan semua orang, untuk mengetahui apa saja.

Dan mendadak, ketika Kekuasaan menyadari bahwa tidak berguna lagi untuk membayari lampu sorot utama mereka (media) baik untuk meredupkan diri atau mengarahkan sinarnya ke tontonan kedunguan yang dewasa ini sedang marak, mereka yang punya harga diri, rakyat, massa, kumpulan-kumpulan orang menyalakan cahaya-cahaya kecil mereka sendiri, bukan untuk mengiringi secara ritmis balada yang dimainkan di atas, tapi untuk menunjukkan bahwa sang raja-pangeran-menteri-presiden-gubernur-anggota legislatif sedang telanjang.

Sadar bahwa ia ketahuan, Kekuasaan hanya bisa mengoceh tak karuan dan tentunya, mengkriminalkan mereka yang telah mengungkapnya. Apa yang terjadi saat si politisi A atau si pejabat B mempraktikkan sindrom kepongahan menyedihkannya “kau-tahu-aku-ini-siapa?” Duaarrr!, tamparan telak dunia maya dan semua orang mendengar-melihat-menyebarkannya. Dan, jelas, respons yuridis-kepolisian dari para politisi adalah: menangkap yang berkicau di twitter itu; inisiatif hukum untuk mengontrol jejaring sosial; ruang udara global yang dirampas oleh pemerintah Amerika Utara, kepatuhan menyedihkan pemerintah negara-negara Eropa (“ia cuma orang Indian, tangkap saja”).

Sisipkan nama apapun yang kalian mau dari mereka yang sedang (atau sedang mencoba) menjadi seperti di atas: Peña Nieto, Obama, Berlusconi, Rajoy, Putin, dll yang harus kau tanggung di pelosokmu masing-masing. Pelawak-pelawak besar, tanggung, atau kecil (yang semuanya buruk) menari mengikuti irama hingar-bingar internet (perlukah dibilang bahwa mereka bahkan tak bisa menyamai geraknya?) Ringkas kata: internet=(sama dengan) globalisasi masif dan serba segera atas kekonyolan dan ketidakbecusan kelas politik.

Tapi awas! Karena di atas sana mereka juga menyadari bahwa yang-instan (sebagai bukti masif inkompetensi mereka) juga bersifat sesaat. Dan penangkal atas suatu skandal adalah skandal yang lebih besar. Bahwa penangkal terbaik untuk suatu “hashtag” yang menyebar luas adalah “hashtag” lainnya. Selama kecaman-kecaman itu tidak beranjak dari “kita harus berbuat sesuatu” menjadi “kita harus melakukan ini,” dan dari sana menuju sebuah kalender dan geografi (“kita harus melakukan ini di tempat ini pada hari ini”), maka tak ada masalah.

Bagi Kekuasaan, tidak masalah apabila absurditasnya menjadi bahan obrolan di meja makan, tapi bakal menjadi masalahnya buatnya bila, misalnya, “teroris-teroris internasional baru” (artinya: jejaring sosial) beranjak dari mengolok-olok ke mobilisasi… kemudian “telepon-telepon merah” pun (oke, aku tahu mereka tidak benar-benar memakainya, tapi kalian tahu kan maksudku) mulai berdering di pusat-pusat Kekuasaan Global—artinya, sentra-sentra finansial. Sebab marah secara personal pada suatu ketidakadilan adalah satu hal; dan sungguh hal yang berbeda untuk menyatukan orang-orang yang marah itu sebagai suatu kolektif. Ringkas kata, masalah menjadi serius manakala tangan-tangan kecil dalam jaringan berubah menjadi kepalan-kepalan perlawanan di jalanan … dan di pedesaan.

Tapi di atas sana, para analis bersikukuh pada “konjungtur” (“konteks historis” itu, sayangku) yang sudah terkutuk dan terkutuk kuadrat itu. Dan selalu tontonan yang sama. Misalnya, pemilu… tipu-tipuan pra-elektoral, elektoral, dan pasca-elektoral. Simpulannya nyaris seragam: “tak ada gunanya”… sampai musim pemilu berikutnya dan seorang visioner yang sedang naik daun berikutnya menawarkan hal yang selalu sama: bahwa hasrat akan kebebasan itu bisa dicapai melalui pemungutan suara. Dan sama seperti itu, penebusan bisa didapati dengan mencoblos atau menandai “x” di titik tertentu dalam selembar kertas kecil, lalu memasukkannya dengan penuh kesungguhan ke dalam sebuah kotak, dan menunggu sampai makhluk tak kasat mata yang disebut “suara terbanyak” itu tampil bak sebuah selubung ironis atas mereka yang sesungguhnya membuat keputusan: segelintir orang berduit.

“Masyarakat Kekuasaan,” begitu kami menyebutnya, barangkali hanya menunjukkan bahwa Kekuasaan dan praktik kiminalnya tidak bertempat dalam aparatus tradisional yang digembar-gemborkan oleh ilmu politik dan para politisi.

Ah, kelas politik dan juru bicara yang menyertainya. Seperti berjarak tahunan cahaya dari realitas, kaum politisi dari atas belum menyadari bahwa apa yang mereka kira mereka kelola sudah tidak ada lagi. Akting mereka (yang buruk) hanyalah panggung yang di belakangnya tersembunyi reruntuhan sebuah dunia… dunia mereka…

DURITO Versi π (3,14159265 dst.)
Politisi itu ibarat zombie dengan tanda bertuliskan “vegetarian radikal,” dan apapun slogan kampanye mereka, pesan yang sesungguhnya adalah: “Aku masih sama tapi kini akan bersikap baik,” kata Durito kepadaku. Ia bilang bahwa Hannibal Lecter tak lain tak bukan adalah zombie yang tahu tata krama dan punya bakat tata boga (omong-omong, dua spesialis tata boga ikut datang ke Sekolah Kecil, jelas mereka penasaran dengan bumbu-bumbu hidangan kami, “Marco’s Special,” yang tidak cocok buat vegetarian dan yang begitu berhasil sampai-sampai Ratatouille pun lewat. Menurutmu mereka ingin mencuri resep rahasia ini?)

Ya, Durito telah kembali. Ia yang mendaku diri sebagai “satu-satunya pahlawan super yang tidak memakai celana ketat, atau celana dalam di atas celana ketat... atau celana dalam sama sekali.”

Sudah berhari-hari ini Durito ngotot bahwa kini gilirannya untuk angkat bicara. Menanggapi bantahanku bahwa banyak orang sudah tidak ingat lagi padanya dan lebih banyak orang lagi yang bahkan tidak tahu dia ada, Durito memberiku kartu nama ini dan memintaku menerbitkannya. Karena dia ngotot, aku sisipkan di sini, kalau-kalau ada orang ga jelas (bisa lelaki bisa perempuan, jangan lupa kesetaraan gender) memutuskan untuk menggunting dan menyimpannya:

Don Durito dari Lacandón K.K. d. T.L. d. (t)T. (t)B.

Ksatria Kelana.

Daun Huapác No. 69.

Pegunungan Meksiko Tenggara.

Ini tidak beres, jadi aku tanya apa-apaan itu artinya “K.K. d. T.L. d. (t)T. (t)B.” dan ia menjawab: “Ksatria Kelana dengan Tunggangan Limbung dan Tiada Tanggungjawab Tanpa Batas.” 

Aku beritahu dia bahwa tak ada lagi orang yang pakai kartu nama saat ini, sekarang adanya “blog,” “profil,” dan yang setara dengan itu di jagat maya. Menanggapi keberatanku, Durito mengambil lagi kartunya, menggoreskan sesuatu di situ dan memberikannya balik padaku. Sekarang bunyinya:

Don Durito Dot Com.

Ksatria kelana dan Seniman Cyber Graffiti.
Pada tanda w (tiga kali) titik #yosoy69yomiyomi.

(Bersedia menggraffiti tembok Facebook dan lain-lainnya. Biaya nol.)

Versi 7.7 bis

Unduh gratis hanya untuk linux.

Katakan ya untuk software gratisan.

Tentu saja aku tidak lagi bertanya apa arti semua itu.

Nah, masalahnya Durito memberitahuku, momen apa lagi yang paling tepat bagi kemunculannya kembali ketimbang saat sejumlah kecil orang, segelintir malah, dari kalender dan geografi yang begitu terpencar-pencar sedang menunggu dimulainya kelas-kelas belajar di Sekolah Kecil Zapatista?

Bagi mereka yang belum mengenalnya atau tidak ingat padanya, (atau mereka yang, seperti penulis teks ini, berusaha melupakannya), Durito itu seekor kumbang. Memang bukan sembarang kumbang. Ia menyebut diri ksatria kelana (dan doyan mendeklamasikan separagraf penuh kutipan dari Don Quixote). Ia membawa jepitan kertas yang diluruskan seadanya sebagai lembing, potongan kulit buah cacaté sebagai topi baja, tutup botol obat sebagai tameng, dan sebilah pedang yang –nah, yang ini butuh penjelasan sedikit—sebab pedangnya tak lain tak bukan adalah “Excalibur” (meski terlihat mirip sekali dengan ranting kecil). Lebih-lebih lagi, tunggangannya bukan kuda, tapi kura-kura kecil sejempol kaki yang ia namai “Pegasus” (“sebab rasanya seperti terbang saat ia benar-benar ngebut,” Durito menjelaskan).



Durito, atau Don Durito dari Lacandón, berkata bahwa misinya –dan aku di sini cuma mentranskrip sama persis dengan yang ia diktekan padaku—adalah menantang kaum berkuasa, membela kaum tak berdaya, membangkitkan desah kaum perempuan, menjadi model poster, dan… apapun yang terbersit sepanjang jalan karena tak ada gunanya untuk menyempitkan diri sendiri, bukan? Misalnya, aku juga sedikit insinyur teknik –tukang batu separuh sendok teh—, tukang ledeng, pelukis, penyuluh masalah-masalah romantika, apoteker, webmaster, pesulap, penikmat es krim pralin coklat kacang pikan, penulis, spesialis perawatan kecantikan termasuk membasuh, meminyaki, mengelas, mengecat, dan lain-lain. Jangan lupa beri tekanan pada “dan lain-lain.”

Jadi mempertimbangkan bahwa sama seperti jutaan orang lainnya, “konjungtur historis” ini tidak memperhitungkan kami, maka sembari menunggu hari penting dimulainya pelajaran di sekolah kecil Zapatista, Durito akan memberi kita kursus persiapan di bidang, katanya, “politik tingkat tinggi.”

Untuk itu, Durito mengaktifkan modus “Massively Multiplayer Online –MMO—” (agar semua orang mendengarnya, katanya, paling tidak semua orang di World of Warcraft dan Call of Duty), dan ia pun memulainya dengan … sepotong tweet?!

“Parpol-parpol institusional adalah bioshaker perjuangan akan kebebasan.”

(Durito memberiku senyum puas atas kemampuannya membuat ringkasan, tapi ia merasa perlu untuk mengelaborasinya, maka kita pun menderita dibuatnya …)

Untuk memahami jalannya politik kontemporer di atas, kita harus mendatangi pusat pemikirannya yang baru: media komunikasi bayaran. Harap diperhatikan pada poin ini: catat bahwa aku tidak memakai istilah yang dipakai selama ini “media komunikasi massa,” sebab ada juga media alternatif (atau media independen atau apapun sebutannya) yang juga bersifat massal dan media lainnya yang menjadi kancah pertarungan (seperti internet).

Televisi misalnya. Nyalakan TV-mu dan kau akan lihat betapa realitas meniru publisitas. Ada iklan-iklan alat-alat canggih yang bukan hanya bisa membuatmu menurunkan berat badan tapi juga memberimu bentuk badan yang yomiyomi, alias menggiurkan.

Bila kau punya alat ini, kau bisa menjejali diri dengan gorengan, tepung-tepungan, karbohidrat, hidrokarbon, gula, dan sodium benzoat dalam jumlah berlimpah, dan lebih dari itu kau bisa selonjoran di sofa atau tempat tidur atau ranjang gantung atau lantai (tak perlu dikata, kelas-kelas sosial masih ada) dan menikmati video games, novel, atau serial televisi. Hanya dalam sekian hari, kau bisa memiliki bentuk tubuh seperti lelaki atau perempuan muda yang sedang nongol di TV mendemonstrasikan betapa mudahnya memakai alat ini, yang ternyata juga bisa berguna untuk menjemur pakaian.

Baik, jadi begitulah cara kerja politik dari atas saat mereka meminta suaramu. Tidak perlu berorganisasi, atau berjuang setiap hari di mana pun untuk membangun takdirmu sendiri. Untuk itu, yang kau butuhkan hanya produk ini [si kandidat]. Dan dalam versi yang baru ini, kami telah memasang tombol reset, yang selain itu juga dilengkapi dengan sebotol kecil jel beraroma bunga-bungaan. Ia akan mengatasi apa saja. Kau cuma perlu duduk nyaman dan melihat bagaimana tawaran-tawaran kerja yang bermartabat dan kredit-kredit berbunga rendah berlimpah ruah, begitu pula sekolah-sekolah sekuler yang ilmiah dan gratis, kebudayaan tersedia dan bisa dijangkau semua orang, perumahan lengkap dengan fasilitas murah yang berfungsi, makanan bergizi, rumah-rumah sakit dilengkapi dengan baik dan personil medisnya terlatih, penjara akan dipenuhi bajingan-bajingan betulan (artinya, para bankir, pejabat, dan polisi), tanah tersedia bagi mereka yang menggarapnya dan kekayaan sumber daya alam adalah milik Bangsa. Ringkas kata, dunia yang senantiasa kau impikan, namun tanpa harus berbuat apapun kecuali mencoblos kotak kecil di surat suaramu. Tidak, kau bahkan tak perlu repot-repot mewaspadai apakah ada kecurangan atau surat suara tidak dihitung dengan semestinya, sebab kami yang akan melakukannya buat kalian!

Ah, “bioshaker” kebebasan: menurunkan berat badan tanpa bergerak (biarkan alat ini yang bekerja untukmu); meraih kebebasan tanpa berjuang (biarkan sang pemimpin yang berjuang untukmu).

Tapi sekarang, jangan matikan tevemu. Mari kita lihat di balik iklan-iklan itu. Ya, cowok-cowok berotot dan nona-nona gemulai itu tidak memakai barang yang diiklankan. Bila kau tanya mereka di balik panggung mereka akan bilang alat-alat itu percuma, mereka sendiri takkan membelinya, bahwa mereka bisa mencapai bentuk badan demikian lewat makanan sehat dan olahraga. Mengerti kan?

Nah, hal yang sama dalam politik: mereka yang benar-benar memerintah di dunia tak percaya pada demokrasi elektoral, mereka tahu betul tak ada hal fundamental yang diputuskan di sana. Mereka tahu bahwa penguasa sejati, Kekuasaan, berada di lain tempat, bersama mereka.

Tapi manakala kau siap memindah saluran teve, atau menyetel DVD “The Walking Dead” hasil produksi alternatif, tuan, nyonya, atau nona lain muncul memberitahumu agar jangan pindah saluran, bahwa kau harus memilih dirinya, bahwa kau sekarang akan benar-benar mendapatkan apa yang dibutuhkan dan layak kau dapatkan, dan guna mencapainya, lihat nih, yang perlu kau perbuat cuma menandai surat suaramu di sini di samping logo itu, ya benar!, seperti junk food

Baiklah, sekarang ujian pilihan ganda untuk bisa lulus dari kursus persiapan:

Melihat situasi di atas, kau akan...

a) Mendengarkan tuan-nyonya-nona itu dan memutuskan untuk mencobanya, barangkali sekarang ini sungguhan, yang perlu kita perbuat adalah mencoba parpol yang berbeda … dengan politisi yang sama seperti biasanya.

b) Mengganti saluran atau menekan tombol play di DVD dan memulai obrolan dengan rekanmu atau anjingmu atau kucingmu atau ketiganya sekaligus, mengapa zombie selalu kalah padahal jumlahnya jauh lebih banyak: Yah, tak selalu, sangat jarang memang / Pada akhirnya zombie yang menang / Dan di film karya Romero itu, yang dibintangi pemeran The Mentalist, di penghujung film kau lihat zombie-zombie pergi mencari tempat mereka sendiri / Ah, itu judulnya “Land of the Dead” / Ya, mereka pergi, barangkali ketakutan oleh kejamnya orang hidup / Hmm, jadi maksudmu zombie-zombie pergi untuk mendirikan kotapraja pemberontak otonom zapatista mereka sendiri? / Atau mereka pergi ke Sekolah Kecil Zapatista / Karena bisa dipastikan di sana akan penuh orang aneh-aneh / Ya, seperti kami —kata yang cowok / Kami juga, bego —sahut yang cewek / Gubrak / Oke, sekarang ciuman.

c) Kau tidak punya teve atau kau mematikannya, dan kau melihat-lihat internet untuk mencari tahu apakah sudah ada orang yang menyewa bus untuk pergi ke San Cristóbal de las Casas, Chiapas, dari tanggal 8 sampai 18 Agustus, untuk menghadiri pesta peringatan Junta Pemerintahan yang Baik, pergi ke Sekolah Kecil dan Seminar Masyarakat Adat. Sembari menyalakan komputer, kau menjajal sepatu bot mengerikan yang kata orang bakal berguna buat pergi ke Chiapas.

d) Kau tidak membaca/memahami pertanyaannya.

Evaluasi (jangan curang ya):
Bila kau memilih a, tak usah datang, kau hanya akan merasa sebal. Bila kau memilih b, jangan khawatir, kami terlihat seperti zombie juga kok… meski sedikit menyisir rambut juga tak kenapa-kenapa. Bila kau memilih c, kau perlu tahu bahwa sepatu bot itu tidak bakal ada banyak gunanya. Bila kau memilih d, mulailah lagi dari awal tulisan (bukan, bukan tulisan yang ini, tapi yang dimulai lebih dari 500 tahun lalu).

Da-da. Akhir dari kursus persiapan Durito.

-*-

Dan Zapatista, opsi apa yang akan mereka pilih? Akankah mereka memakai mesin olahraga atau makanan seimbang atau keduanya? Atau bukan keduanya—kau tahu kan bagaimana Zapatista suka membuat opsi-opsi mereka sendiri …

Barangkali kau akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dalam mata pelajaran “Kebebasan Menurut Zapatista.” Tapi aku tidak bisa memberi jaminan. Yang bisa dipastikan hanyalah: sekalipun jawabannya sedikit, pertanyaan bakal berlimpah.

(Ah, Durito juga membawa cerita, “sejarah anjing-kucing,” tapi buat kapan-kapan saja).

Vale. Tabik dan percayalah, segala yang layak diperbuat takkan pernah mudah, misalnya, mendaki bukit agar bisa melihat betapa cahaya bersembunyi perlahan-lahan di balik bayang-bayang pekat malam.

(bersambung)

Dari pegunungan Meksiko Tenggara
SupMarcos.
Meksiko, Juli 2013.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Tonton dan dengarkan video-video yang menyertai teks ini:

Gambar tak diedit dari Durito. Top Secret.”
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Dikarang oleh León Gieco dengan vokal Carlos Karel, lagu “Señor Durito.”
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Parodi serial teve “The Walking Dead”
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Dari plesetan populer “Hitler ngamuk”, berikut responsnya atas kampanye pemilu di Meksiko beserta kandidat-kandidat barunya... seperti el Gato Morris (catat: berisi kata-kata kasar yang mungkin tidak sopan, tapi tak satu pun yang tidak kalian dengar saban harinya di belahan bumi manapun).