Disalin
dari Harian Rakjat, 10 Djuli
1954. Njoto menulis dengan nama pena Iramani.
Besok, tg. 11 Djuli, akan berkumpul
dikota Santiago, Chili, be-ribu2 kalau tidak ber-puluh2ribu Rakjat,
diorganisasi oleh sebuah Panitia terdiri dari pengarang dan pemenang Hadiah
Seni Nasional, Pedro de la Barra, pendiri Orkestra Simfoni, Armando Carvajal,
ketua Parlemen dan novelis, Baltasar Castro, direktur Perpustakaan Universitet
Chili, Hector Fuenzalida, pengarang dan direktur Museum Kesenian Rakjat, Tomas
Lago, dan banjak lagi. Mereka akan memperingati genap setengah abad umur salah
seorang pengarang dan putera Chili, Pablo Neruda.
Jang paling baik dapat memperkenalkan
seorang penjair, bukanlah seseorang lainnja. Jang paling baik dapat
memperkenalkan seseorang penjair adalah sjair2 penjair itu sendiri! Dan sjair2
Pablo Neruda bukannja tidak terkenal dikalangan pembatja Indonesia.
Se-kurang2nja 6 buah sadjaknja — jang pada umumnja pandjang2 — sudah
diterdjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Belum lagi esai2nja. Pembatja bisa
menilai sendiri kebesaran dan arti Neruda. Lebih2 disaat dunia kita berada
dipersimpangan djalan antara keruntuhan dan pembaruan seperti sekarang ini.
Ia dilahirkan di Parral, Chili, pada 12
Djuli 1904. Sedjak tahun 1937 ia terkenal sebagai penjair, sedjak ia
mendjulangkan suaranja untuk pahlawan2 republiken di Spanjol. Neruda bukan
hanja bergerak dilapangan kesusasteraan, tetapi djuga dilapangan politik,
karena ia sedar bahwa haridepan kesusasteraan bangsanja tergantung dari nasib
politik negerinja. Di-tahun2 1928-1930 ia mendjabat Duta Chili di Colombo,
ditahun 1934 Duta di Barcelona, kemudian ditahun 1935 di Madrid, dan ditahun
1940 di Mixico. Sesudah itu dia tinggal ditanahairnja, aktif sebagai seorang
senator, disamping bersadjak.
Diantara sadjak2nja jg. sangat masjhur
jalah “Canto General” jang baru diselesaikannja ditahun 1950. Sepandjang
hidupnja, demikian juga sadjak2nja, penuh dinafasi semangat kemerdekaan. Salah
sebuah sadjaknja jang sangat indah melukiskan kebesaran Simon Bolivar, bapak
kemerdekaan Amerika Selatan jang namanja kini abadi didalam sebutan Bolivia.
Pablo memang nama Pablo sendiri, tetapi Neruda bukanlah nama-aslinja. Dia
demikian kagumnja akan penjair Tjeko, Jan Neruda — seorang penjair besar dan
pentjinta kemerdekaan negerinja —, sehingga ia berketetapan untuk mengganti
namanja dengan Neruda: Pablo Neruda.
Kaum fasis jang sementara berkuasa
dinegerinja mengusir Pablo Neruda keluarnegeri, dan baru ditahun 1952, atas
desakan jang kuat dari Rakjat Chili sendiri, pemerintah Chili memperbolehkan
Neruda kembali. Selama dipengasingan, Neruda tidak pernah merasa asing, karena
ia satu dengan perdjuangan bangsa2 untuk kemerdekaan dan perdamaian.
Se-kurang2nja tiga hadiah penting sudah dia terima, jaitu Hadiah Nasional Chili
untuk Kesusasteraan (1945), Hadiah Perdamaian Internasional (1950), dan Hadiah
Stalin untuk Perdamaian (1953).
Tudjuan hidupnja tersimpul didalam
tulisannja “Kepada Inteligensia Amerika Selatan”:
“Kaum intelektuil Amerika Selatan harus
bertindak lebih tegap dalam perdjuangan untuk perdamaian. Dalam perdjuangan ini
harus dipersatukan hasil2 kebudajaan Rakjat kita jang terbaik dengan harapan
dan usaha mereka. Besar pertanggungdjawaban kita. Kaum penghasut perang hendak
mentjeburkan kemadjuan kemanusiaan kedalam samodera darah. Dengan djalan
perang, mereka hendak memulai suatu masa kebinatangan pembalasan dan
pendjadjahan. Kemerdekaan dan masadepan Amerika Selatan mendjadi taruhan. Perdjuangan
untuk perdamaian memberikan kepada kita kemungkinan2 baru untuk mentjipta,
untuk melindungi tjita2 kita jg. luhur serta nasib benua kita”.
Lusa Pablo Neruda mengindjak usia
setengah abad. Tetapi dia sudah abadi, seperti sadjak2nja abadi!
Iramani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar