Catatan
penerjemah: Perpolitikan
Cile sepertinya bergerak ke arah yang makin radikal. Pada bulan ini kandidat sosialis Michele Bachelet menang dalam
putaran pertama pemilu Cile. Kemenangan ini memastikan bahwa Camila Vallejo,
mantan ketua Federasi Mahasiwa Cile (FECh), serta Karol Cariola, sekjen Pemuda
Komunis, yang keduanya memimpin demonstrasi besar-besaran pada 2011 lalu
menuntut perubahan sistem pendidikan, naik menjadi anggota Kongres di majelis
rendah. Pasca Camila, FECh sendiri dipimpin berturut-turut oleh Gabriel Boric
(2011-2012) dan Andrés Fielbaum (2012-2013) dari kubu Kiri Otonom. Pada malam
12 November lalu, dominasi komunis dari Kiri Otonom patah oleh Melissa
Sepúlveda, seorang anarkis. Ini pertama kalinya setelah 90 tahun, Federasi
Mahasiswa dipimpin lagi oleh seorang anarkis. Berikut wawancara dengan Melissa
Sepúlveda yang diterjemahkan oleh Ronny Agustinus dari “La utopía desarmada de Melissa Sepúlveda”, oleh Bastián Fernández, El Mostrador, 25 November 2013.
Hanya tiga orang perempuan yang pernah memimpin Federasi
Mahasiswa Cile (FECh) dalam 107 tahun sejarahnya, dan perempuan yang ketiga itu
adalah seorang libertarian. Melissa Sepúlveda mempelajari kedokteran, meski
belum tahu apa yang akan menjadi spesialisasinya, ia seorang feminis, dengan
tato kumbang kuning di lengan kanannya yang tidak punya arti apa-apa,
menurutnya, dan yang tidak ingin ia bicarakan.
Namun saat membahas soal negara, kapitalisme, dan gerakan
sosial, mata coklatnya yang gelap itu berbinar. Melissa menjawab tanpa terburu-buru
dan kerap memakai kata ganti jamak. Bibirnya tebal, menawan, dan paras mukanya
agak mirip Penélope Cruz. Awalnya beberapa pertanyaan menyulut selintas senyum
ironik, seakan-akan jawabannya sudah sangat jelas atau pertanyaannya terlampau
bodoh. Pertanyaan lainnya menyulut ekspresi nostalgia, tatapan menunduk dan
mencari-cari jawaban yang tepat. Mencipta sebuah utopia, mengatasi segala
bentuk otoritarianisme untuk mencapai sebuah masyarakat bebas yang ditata di
bawah pemerintahan swakelola.
– Dalam kata-kata
Buenaventura Durruti, apa kau membawa dunia baru dalam hatimu?
– Ya ... (tersenyum).
Kurasa begitu. Dan demikianlah kami berharap bisa mulai menggulingkan dan
menjadi alternatif riil. Inilah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi
kaum kiri revolusioner di Cile, yakni tampil sebagai sebuah alternatif yang
serius dan peluang bagi rakyat.
Saat malam bertambah larut pada hari Selasa 12 November 2013,
Melissa dinyatakan menang atas lawannya dari kubu Kiri Otonom (Izquierda
Autónoma atau IA), Sebastián Aylwin. Di jalan sempit Arturo Burhle, di depan
Serikat Nasional Pekerja Bangunan (Sindicato Nacional de Trabajadores de la
Construcción atau Sintec), lebih dari 150 mahasiswa dari Front Mahasiswa
Libertarian (FEL) dan Persatuan Mahasiswa Nasional (UNE) berkumpul di bawah
bendera-bendera merah hitam. Dari sana mereka berarak-arakan ke markas FECh,
yang setelah 90 tahun akan diketuai oleh anarkis.
Sejak akhir abad ke-19 anarkisme telah meretas jalannya dalam
sejarah politik, dengan menentang Negara, partai-partai politik, kekuasaan
faktual dan kekuasaan ekonomi.
Anarkisme mutualis, individualis, insurreksionis, feminis, dan
environmentalis adalah beberapa aliran yang pernah lahir dari anarkisme. Dalam
rentang itu ada komunisme libertarian (atau anarko-komunisme), sebuah paham
yang paling dirasa dekat oleh Melissa. Berikut sebagian poin-poin pokok
ideologi politik ini.
Anarkisme dan Libertarian
Mengenai libertarian, Melissa berkata bahwa paham ini menganut
tradisi anarkisme, tetapi memberi perhatian khusus pada praktik-praktik politik
organisasi atau gerakan. Praktik-praktik itu antara lain: demokrasi langsung,
horisontalitas, aksi massa langsung, dan federativisme. “Yang terakhir ini
adalah sebentuk pengorganisasian di mana keputusan-keputusan diambil di
basis-basis, tetapi memiliki organisasi yang kompleks di mana federasi-federasi
ada dari bawah ke atas.”
Utopia dan Ideal Sosial
“Yang kami tuju sekarang adalah menanggulangi kondisi material
yang bisa kita lihat dan konkret. Kondisi itu ada di rumah-rumah sakit,
pendidikan, kondisi kaum buruh,” kata Melissa. Yang menyebabkan pembedaan ini,
menurutnya, adalah sistem ekonomi, politik, dan struktur makro yang
menghasilkan pengelompokan-pengelompokan hidup orang-orang. “Tujuan akhirnya
adalah mencapai sebuah masyarakat yang melampaui masyarakat kelas.
Pemberlakukan pemerintahan swakelola rakyat dan pemerataan kekayaan. Dan itulah
yang kami sebut komunisme libertarian,” ujarnya.
Kebebasan
Inilah konsep yang selalu ada dalam aliran anarkis. “Aku tidak
bisa merumuskan apa terjemahan kebebasan ini,” katanya. Ia juga menyadari bahwa
subjek-subjek yang dibangun dalam kapitalisme “tidak tahu bagaimana
menerjemahkan masyarakat tanpa kelas, kurasa itu tidak bisa kita bayangkan.” Namun
ia percaya kita bisa membayangkan masa depan, dan mulai membangun pilar-pilar
masyarakat ini. “Ada prinsip-prinsip solidaritas, kerjasama, di mana kita
memahami bahwa setiap manusia memiliki kedudukan yang setara dalam masyarakat.
Itu yang bisa kita bangun hari ini, sambil membayangkan, suatu hari nanti,
membangun masyarakat bebas.”
Hubungan dengan Negara
Anarkisme selalu mengedepankan pembubaran negara, baik negara
kapitalis maupun Marxis, karena melihat pelbagai bentuk represi dan dominasi di
dalamnya. Mengenai hal ini Melissa mengklarifikasi bahwa ada sejumlah kajian
baru mengenai cara memahami negara dan hubungan dengannya. “Negara pada
akhirnya berujung sebagi relasi sosial. Bukan cuma pemerintahan, atau sistem
politik, juga tidak serta merta merupakan penubuhan neoliberalisme. Tapi Negara
yang kita kenal saat ini dan perkembangannya secara historis telah menjadi
instrumen yang menguntungkan kelas-kelas dominan. Relasi itulah yang hendak
kita habisi,” ujarnya.
Hubungan dengan Kekuasaan
Melissa membedakan dua konsep kekuasaan. Kekuasaan dengan
kapasitas koersif, dan kekuasaan dengan kapasitas kreatif. “Komunisme
libertarian Cile mengambil topik kekuasaan rakyat, yang diperkenalkan oleh
Marxisme-Leninisme.” Dalamnya bentuk konstruksi inilah yang akan mengarah
menuju komunisme libertarian. “Kemampuan kita untuk menberdayakan hidup kita
sendiri. Dari kolektivitas itu, yang didasarkan pada horisontalitas, timbul
pemahaman apa yang bisa didapat oleh mekanisme-mekanisme representasi kami.
Bahwa penataan masyarakat yang kami inginkan merupakan kerja kolektif, oleh
semua orang.”
Media Komunikasi
Oleh media kaum anarkis secara turun temurun terus digambarkan
sebagai orang-orang bertudung yang melemparkan molotov atau memasang bom di
bank-bank. Menurut Melissa, masalahnya bukan sekadar penggambaran anarkisme
secara karikatural ini. “Media zaman ini punya fungsi yang tidak memihak rakyat
Cile, karena ia membuat banyak perjuangan lainnya jadi tak terlihat. Buruh
harus bermalam di Mapocho dan baru bisa muncul [di media] sebagai pemogokan.
Dan selalu soal sensasinya belaka dan bukan apa yang membuat serikat terpaksa
mogok,” ucapnya.
Anarkisme di Cile
Melissa mengakui makna penting yang dimiliki ideologi politik
ini dalam sejarah Cile. Sejak dulu, menurutnya, paham ini terkait erat dengan
gerakan buruh dan pendirian FECh. “Kaum muda pemberontak” dari era 1920an,
dengan tokoh-tokoh seperti José Domingo Gómez Rojas dan Juan Gandulfo, berasal
dari elite intelektual. “Mereka paham bahwa kondisi mengenaskan yang dihidupi
kaum buruh saat itu membutuhkan sikap proaktif dari pihak mahasiswa yang
memiliki akses pada pengetahuan dan perkakas yang tidak dimiliki buruh.”
Ideologi Front Mahasiswa
Libertarian (FEL)
Di titik ini presiden baru FECh ini menegaskan bahwa FEL
bukanlah organisasi dengan suatu kesatuan ideologis, “melainkan yang bertemu di
bawah praktik demokrasi langsung, horisontalitas, massa aksi langsung.”
Tantangan-tantangan di FECh
Sadar akan “momen bersejarah” ini, Melissa mengatakan bahwa FECh
menerimanya “sepenuh tanggung jawab.” Menurut pendapatmu apa peluang-peluang
kunci yang terbuka dari federasi, selain menang pemilihan? “Mampu memanfaatkan
federasi sebagai alat bagi gerakan mahasiswa, gerakan sosial, dan gerakan
buruh. Juga meningkatkan taraf partisipasi dalam universitas, merangkul
kawan-kawan yang lain. Dan itu harus punya penerjemahan konkret, yakni dalam
program Luchar (Berjuang) dan harapan
untuk melaksanakannya,” ia memungkas.
Thanks nice post
BalasHapusnice post kak
BalasHapushttp://astiwisafitrii.blogspot.com/
Melissa Sepulveda ini... ada hubungan darah kah dengan Luis Sepulveda?
BalasHapuskurang tahu saya soal itu :)
Hapus